THALIBUL ILMI DAN LIBURAN

Diantara tanda keridloan Allah terhadap seorang hamba adalah ketika Allah memberikan taufik kepadanya untuk senantiasa berbuat kebaikan dan beramal shalih disetiap waktu dan kondisi, sebagaimana Allah firmankan :

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ [محمد : 17]

Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk Allah tambahkan bagi mereka petunjuk dan memberikan kepada mereka balasan-balasan ketakwaan mereka.

Mendengar kata liburan yang terbayang dalam benak kita adalah waktu main game, nonton film, tidur sepuasnya, atau bagi yang punya uang bisa jalan-jalan ke mall atau tempat wisata, dan semua ini tidak salah selama tidak melampaui batas, karena jiwa akan mengalami kebosanan dengan rutinitas yang berulang-ulang dan badan mengalamai keletihan dengan banyak dan beratnya aktifitas yang dijalaninya, sebagaimana dikatakan dalam sebuah atsar dari sahabat Ali bin Abi Thalib beliau mengatakan : 

أجموا هذه القلوب وابتغوا لها طرائف الحكمة فإنها تمل كما تمل الأبدان.

“Hiburlah hati ini, carikan untuknya hikmah-hikmah yang unik. Karena hati itu mengalami kebosanan sebagaimana badan mengalami kelelahan”

Namun perlu diingat bagi seorang muslim terkhusus tholibul ilmi liburan itu bukan ajang balas dendam, tetapi merupakan sebuah perpindahan satu amal ke amal yang lainnya, perpindahan dari menuntut ilmu kepada bakti terhadap orang tua, begitulah kira-kira makna liburan bagi thalibul ilmi.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب [الشرح : 7-8]

Apabila kamu telah selesai dari suatu pekerjaan beregeralah melakukan pekerjaan lain, dan kepada Allah berharaplah atas amalanmu.

(@abunaufalshidiq)